The Beths – Experts In A Dying Fields , Pada Aplikasi Soundcloud

Bertemu dan menemukan band ini pada 21 Juni 2021, dan bergerak prestasi The Beths sebagai band Power Pop yang nenurut saya baru , karena sebelum itu belom pernah juga kami mendengarnya, dan belum pernah juga Loubelle mencari band Power Pop untuk kebutuhan sebuah penulisan, naiknya mereka pada chart BBC Music, membuat publik cukup tercengang, walaupun setelah dicari dan ditelusuri, sebelumnya mereka memang telah melewati proses panjang, dari album pertama yang dirilis pada 2014, proses berjalan komukasi ke sampai tingkat manajemn atau pengurus pun akhirnya terjadi, yang akhirnya kami cukup bisa menjelaskan, dan mendapat kepercayaan untuk memegang media aset yang cukup menarik untuk kita olah, seiring dengan terus menanjaknya karir dan berbagai predikat yang mereka dapat di akhir tahun 2022 ini

Expert In A Dying Fields, Cover Art

Vokalis Elizabeth Stokes memang seorang Expert, awalnya kepincut dengan hentakan gitar Power Pop yang cathy dilagu silence Is Golden, lalu nyangkut sehingga terus didalami dan dipelajari, Single kedua agak soft dan lebih harus berfikir untuk mencernanya, seiring dengan terus adanya berita dari perjalanan karir mereka yang sepertinya di tahun 2022 akhir ini memang menanjaekk daroi album -album sebelumnya, dengar dengan seksama musik dan Vokal seolah terpisah tidak saling mengikuti, gitaris Jonathan Pearce seolah coba untuk tidak mengikuti lagam vokal yang terus berubah kadang pelan, valset, atau rendah atau malah berlalri seperti berbicara pada Lagu You Know, You Know, lagu mereka sangat simple, raungan sound gitar pun sangat seperti tidak ada yang baru, suaranya kadang mirip Sound Gitar Weezer atau suara satu Dua mirip band The Adams, Elisabeth Stokes memeperlihatkan kepiawaiannya dalam merangkai nada lagam, juga tata bahasa yang tidak standar, musik sebagai pengimbang dan vokal jelas memimpin aransemen, keduanya memang haru menjadi unit kuat dari satu grup band bukan.?

Single Pertama Silence Is Golden – dirilis Juni 2021

Coba untuk mengetahui lebih jauh kebelaang dengan membuka website label Carpark Records (NYC) , dan label Selandia baru Ivy League Records label asal Australia, halaman bandcamp juga akun akun sosial media lain adalah selanjutnya, mengejutkan beberapa minggu kemudian mereka mendapatkan chart diradio BBC Inggris tepatnya 22 agsutus lalu cukup poenghargaan terhadap karya mereka meningkat, memang polos dan denga musik yang sangat simple, The Beths bisa membuat dunia menoleh, kesederhanaan musiklaitas namn solid, ditamah gitar Jonathan Pearce yang selalu menjadi guide bass dan Drum, tapi bukan sebuha guisde yang murni bagi lead vokal sepertinya.

Single kedua yang masuk chart BBC berjudul Experts In A Dying Fields, adalah single utama dan sama dengan judul album mereka, sebuah album yang mereka kerjakan dalam sebuah ketakutan COVID19 , juga lockdown nasional di studio milik gitaris mereka Jonathan Perace di Auckland Selandia Baru.

Expert In A Dying Fields

Dalam press release yang kita dapat dari manajemen mereka, di lagu ini seperti terjelakan bahwa Penulis lagu juga vokalis, Elizabeth Stokes memposisikan dirinya ditengah yaitu menjadi seorang penulis novel dan dokumenter. Lagu-lagu yang yang terkumpul pada album barunya seolah menjadi sebuah Biografi dirinya, tetapi juga menjadi sebuah sketsa dari karakter yang plantonis, satu catatan buat mereka, unutk The Beths tampil live adalah segala-galanya, dan itu buat kuartet asal Selandia baru memasukan kata experience dalam menerjemahkan makna dari tampil live. cukup mendalam komitmennya, dituntut untuk tetap tampil prima adalah keharusan, selain menghibur dengan lagu yang mereka ciptakan,

Pic By Francis Carter

LP ketiga dari kuartet asal Selandia Baru ini menampung 12 lagu-lagu yang dikemas sangat baik layaknya sebuah permata ujarnya, mendalam jelas dan yang cukup berat ketika diangkat dan dirangkai dalam sebuah lagu pop manis dan raungan gitar yang sangat mudah masuk ke telinga kita, keahliannya memadukan dan mencapur sound genre power pop dengan skuzz, pembuatan lagu dalam keadaan lockdown jelas akan mempengaruhi karya yang dihasilkannya, lockdown yang ketat di Selandia baru sana, tersirat jelas pada lirik lagu-lagu mereka, malah judul dari album itu sendiri. Merekam hampir semua lagunya dalam keadaan WFH atau berjauhan kita meng-aransemennya sendiri-sendiri akhirnya, ujar mereka dikutip dari sebuah tulisan ofisial dari manajemen mereka di Selandia Baru.

Pic By Francis Carter

Judul Experts In A Dying Field adalah keinginan menggunakan juga memperkenalkan sebuah penelitian tesis, detail dan penuh analisa dalam bidang rekaman, tapi pikiran bagaimana menjadi seorang ahli ketika kita sedang sekarat, ujar gitaris Jonathan Pearce, untuk berfikir kesitu pun akhirnya mentok, kita tahu bahwa waktu itu seolah semua sudah berakhir dan kita ga bisa melepas pikiran kita itu ya begitulah memang ketika terbatas seolah semua menjadi sangat bias dimaksimalkan, album ini maksimal dan mempunyai karakter berbeda pada setiap lagunya, juga hook-hook pintar dan tajam, ini terlatih dan konsisten mereka buat dari album pertama, yang terdengar bernuansa makin dewasa pada album ini, malah di beberapa media The Beths disebut sebagu band indiepop, mungkin mereka tampil lebih soft kali ini, di lagu You know, You Know dan I Want To Listen jelas musikalitas mereka sedikit berubah.

Singel ketiga ‘Knees Deep’

Di Bulan September 2022 mereka memutuskan untuk merilsi single ketiga berjudul Knees Deep, dan shooting video diambil ketika mereka meaukan tour dan berada di Selamdia Baru dan di pelabuhan di Auckland, sambil melakukan Bungee jumping, video dengan konsep sederhana ala mereka, dibalut musik sangat ceria, juga distorsi manis, tepat untuk bungkus sebuah fun power pop, 3 lagu ini disatukan sebagi EP digital pada platform Spotify, berbeda dengan format bandcamp dan soundcloud terus mereka buka sampai sekarang.

You Know You Know (Official Visualizer)

Nah untuk di Indonesia sebetulnya penulis mencoba memperdengarkan lagu I want to listen yang lebih pop ceria dan berwarna, sesuai pengaruh yang diterima di skena musk pop Indonesia sebelum masa-masa Shogaze naik yang lebih ke Sunshine pop berwarna dengan rumput hijaunya dan sebuah video visual pun mereka buat beru baru ini, sebuah video visual yang menggerakan seluruh bentuk pada cover album, disebut sebagai visualizer, perjalanan ke Asia menurut berita yang didapat masih disusun, tour promo Amerika Utara mereka segera jalankan di awal tahun depan, setelah segudang predikat dari media musk major maupun indie yang mereka dapat di akhir tahun 2022 ini, Asia..? kita tunggu saja.

I wan’t to listen (Official Visualizer)

Terimakasih banyak kami ucapkan pada Manager mereka dari Monster artist management atau disingkat m.a.m.l.a.n.d yang akhirnya mau, untuk memberikan beberapa aset media, untuk kedepan kita cuma akan coba base on apa yang kita sukai, berharap dampak positif juga inspiratif bagi scene independen music lokal dan juga sebaliknya. (wrotors)

Leave a Reply