“Maksimalisasi dan Peran Instagram dalam meningkatkan ekspor impor, global retail

Ekspor Indonesia meningkat drastis sebanyak 90%

Rasanya harus cepat semua saya sharing pengalaman saya ini, ketika mendapat berbagai pesan dari luar via direct message instagram, sebelum semua berubah lagi, karena begitula adanya teknologi, update adalah bagian darinya dan perubahan adalah hasilnya”

Dunia tanaman adalah dunia yang massive saat ini, hampir semua orang tahu bahwa industry ini merupakan industri yang sedang meroket, ledakan besar industry ini terjadi disaat lockdown bulan Maret tahun lalu, hingga saat ini industri ini mengerucut, pada satu sisi tetap merupakan sebuah kue besar dalam dunia industri dan perdagangan dunia, fenomena ini muncul setelah pendemi berlangsung..? , tulisan ini ditulis atas pengalaman nyata penulis ketika menekuni Instagram, yang digunakan sebagai media utama, dalam menjalakan fungsi-fungsi marketing juga promosi, dan sampai saat ini sudah 10 kali mendapat sinyal dari belahan dunia lain, permintaan begitu mudahnya ditanyakan via direct message, bahkan ada seorang anak kecil dari perancis yang sempat merengek meminta membeli Cebu Blue (Epiprenum), padahal file Cebu Blue ini disimpan pada highlight, meskipun belum terealisasi dan mengirim atau melakukannya, toh hal ini pernah penulis alami didunia industri sebelumnya, hampir menyerupai rasanya, tjuga minimal sinyal kecil sudah didapat, tinggal bagaimana kita bisa mengolahnya untuk dicoba dilebarkan, berhasil atau tidak toh disitu fungsi lobby dan maintenance dijalankan, toh secara pemilahan, channel nya sudah terlihat jelas, dari mana datangnya sinyal tersebut. Dan dirasa tidak hanya pada dunia tanaman, di industri lainpun kurang lebih mungkin seperti ini, walaupun ada statement yang mengatakan ada keterkaitan erat antara antara alam dengan teknologi, tetapi bukan tidak mungkin industri lain yang bukan berasal 100% dari alam berada pada posisi yang sama, ketika kita tools komunikasikasinya dipresisikan. Cara saya ini sempat saya simpan beberapa minggu, sampai akhirnya saya putuskan untuk sharing karena pertimbangan cepatnya arus teknologi berjalan pasca pandemi ini. bisa merubah lagi tehnik atau model dari teknologi yang sekarang dipakai.

Instagram adalah aplikasi jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto dan video dengan teman-teman mereka.membagikan foto sebetulnya sebelumnya sudah ada pada aplikasi milik Mark Zukerberg, Facebook, tapi Instagram mengerucutkan lagi fungsinya, fokus pada foto dengan segala filternya, selain terkoneksi pada facebook atau bahkan web, Tumblr adalah pilihan utama dalam membuat web sederhana saat itu, fitur ini bahkan bisa menjadi sebuah pemicu seseorang membeli produk Apple dengan Iphone nya (Iphone 4) , dan menjadi sebuah standar berjejaring di tahun 2007 – 2008 , pengguna Iphone dan android pun naik tajam, jauh meninggalkan blackberry, Instagram sebuah aplikasi yang harus disuapi sebuah file foto atau video, dalam memaksimalkan fungsinya, dengan basis web base 2.0 dan memungkinkan pertukaran penciptaan, atau User Generated Content, Instagram memudahkan kita untuk melakukan branding, jangkauan nya yang luas, mendukung bisnis lokal, dengan fitur visual dan memanjakan mata, membuat seseorang akan bisa terlihat seperti professional, atau sebaliknya. Tetapi layaknya sosial media lain, Instagram tetap meminta dan berdasar pada sebuah model pemaksimalan sebuah file sharing foto, ada beberapa dasar model dalam memaksimalakan file secara general, kebanayakn orang sebetulnya tidak peduli akan ini, kecanggihan dan perilaku cyber yang muncul selalu mengarah seperti pelengkap alat kamera saja, aplikasi ini sangat populer dan banyakdipakai untuk melalkukan kegiatan bisnis, mengapa demikian,..? karena saking mudahnya seseorang menggunakan Instagram penggunanya pun banyak, menimbulkan sebuah persaingan menjadi semakin ketat, apalagi Instagram sekarang telah dilengkapi fitur video yang panjang juga Instagram reel guna menyaingi produk saingan terberatnya yaitu TIKTOK, jadi sadar akan sebuah nilai adalah sebuah keharusan, terjadi atau tidak kembali pada penggunanya, instgaram berada didalam skup komunikasi pemasaran, ada nilai yang terkandung dalam sebuah akun, dan follower bisa dianggap sebuah asset, sangat wajar apabila menimbulkan banyak friksi.

Instagram logo, sebagai alat produksi pesan visual dengan jangkauan yang luas

Nah Ketika sadar akan hal ini, maka seseorang secara sadar atau tidak, sudah berada dalam sebuah lintasan bisnis digital yang sangat panjang, jangkauan luas Instagram sebaiknya dipahami oleh penggunanya lebih cermat, ini bukan main, dan bukan sesuatu yang main-main, hubungannya dengan media sosial lain sangat erat, satu keungguan instagram justru ada pada koneksi nya ke berbagai sosial media lain. Sebuah fitur yang cocok untuk melakukan promosi, kualitas foto yang baik membuat sosial media ini banyak digunakan untuk kebutuhan foto produk, cobalah menjadi nyata adalah mutlak dan jadikanlah kosistensi sebagai bagian hidupnya, teknologi tidak membantu manusia untuk menjadi tidak konsisten justru menuntut sebaliknya, memproduksi feed atau story, sangat mendukung performa penggunanya, tidak hanya memonitor atau melihat orang lain saja, sifat KEPO ini makin muncul dengan adanya dorongan fitur story, mengambil dan mencari perhatian dengan kualitas produksi pesan yang dihasilakannya adalah jauh lebih tepat, menjadi nyata riil, tidak menjadi misterius..? , konsistensi juga sangat dibutuhkan, alam mendorong jarak pesan yang disampaikan, selain hashtag (Media metan) tanpa konsistensi semua akan sia-sia dan akun hanya tinggal sebuah akun, sederhanakan cara berfikir kita dengan berfikir, kotak akan tetap meminta kotak, apapun itu isinya, tapi masa kita isi feed kita dengan hal yang tidak berhubungan denga kita maupun lingkungan sekitar kita..? , kalimat tersebut coba menguraikan betapa mudahnya konsitensi kita sedikit pegang, monitoring yang terlalu lam juga bisa membawa kita untuk terus melihat orang lain hanyut untuk terbawa, mengikuti berita tidak jelas, memperhatikan orang lewat insta story rasanya cukup membuang waktu, kurang sesuai juga dengan fungsi aplikasi ini, yang mempunyai fungsi produksi lebih diutamakan memberikan makanan pada kotak nya adalah lebih tepat.

Industri yang berkembang di era pandemi dan pasca pandemi, mempunyai karakteristik kuat dan berhubungan erat dengan kehidupan manusia, dengan Kesehatan dan penglihatan, oleh karena itu bersifat terbuka, berani lugas dan mengetahui dan paham fungsi per fitur dari sosial media terutama Instagram sangatlah penting, dimana dia akan menurun, dan dimana akan naik, dimana kah dia akan engage dan tidak, konsisten, nyata, dan terkoneksi dengan platform lain betul betul harus diperhatikan saling menguatkan satu sama lainnya, maklum di era pandemi ini Ketika manusia diajauhkan, kadang kita perlu meyakinkan orang lain dengan dengan konten ter update, dan relevan, sebuah tanda kita bisa cepat tersambung, Ingat Ketika persaingan semakin tinggi, maka pertanyaannya adalah, ada dimana kita sekarang dan apa selanjutnya juga akan selama apakah media utama yang kita gunakan ini bisa bertahan, menjadi media utama kita dalam berkomunikasi dan berjejaring, apalagi ketika jarang kita gunakan. Dan apakah ada substitusinya..? atau penopang sebagai second plan. Penulis menyarankan ya…!, coba pilih skema kedua ketiga, pilih lagi media yang cocok dan relevan dan menempati posisi sdua atau tiga, sebagai penguat, penopang media utama (main media) persaingan terus semakin memuncak, akan terus terjadi, Instagram yang juga masih sebuah bagian dari komunikasi pemasaran, jelas memunculkan iklim kompetitif, coba kita telaah lagi isi Instagram, foto dan video yang dijadikan file sharingnya, cukup serius sebenarnya, foto adalah sebuah gambar mempunyai ribuan makna, dibutuhkan penegasan sederhana yang jelas untuk memperkuatnya atau bahkan bisa dengan mudah melemahkannya. caption lah adalah solusi pada aplikasi ini, A dalam kotak instagram bisa dianggap bukan huruf A, berbeda dengan Twitter huruf A akan berarti dan terbaca A, tegas dan memperkuat keberadaan media lainya, dan bisa dipakai sebagai compliment, ribuan makna inilah yang seara tidak sadar membuat otak kita lelah, bayangkan ketika satu foto mempunyai 4000 arti dan makna, sedangkan foto yang dilihat ada puluhan, betapa sebetulnya otak kita yang terpengaruh untuk menolak, dan salah satu dampaknya adalah menjadikan seseorang menjadi lowrespon. tidak terasa sebetulnya smartphonelah yang membuat seseorang menjadi dibawah standar kualitas Web 5.0, menjadi lambat dan seperti mapan (dalam artian mengakses berita).

Feed Instgaram dalam industri tanaman

Berpikir skematis sebelum menuju kea arah strategi, ketika akun dibuat maka apakah yang ada dipikiran kita, apakah mem follow siapakah saya, siapa yang tidak harus saya follow, konstruksi awal menentukan tujuan selanjutnya, mengupayakanya kita ditanya oleh orang lain dan dicari didunia digital dalam dunia digital kadang bisa terjadi secara sadar maupun tidak sadar, menjadi riil itu adalah keinginan dari kiya sebuah kesadaran, bukan skema atau strategi, apabila masuk ke area berbayar disitulah strateginya skematisnya, penerapan pola sundul natural lebih diutamakan, yang hasilnya jelas akan memudahkan kita dalam melakukan jejaring atau membangun konstruksi network dengan akun lain, kita tidak usah mencari tapi datang sendiri, ketika itu terjadi maka focus memikirkan isi kotak konten rasanya bisa dilakukan maksimal, maksimal sehingga konten bisa mendapat banyak feedback atau masukan, dan dari feedback inilah kita bisa melangkah sedikit demi sedikit, untuk menentukan Langkah selanjutnya, penulis merasakan interaksi masiv di dunia tanaman berasal dari channel micro blog twitter, walapun penggunanya kebanyakan adalah hanya pembeli dan penikmat saja, tapi apabila dikumpulkan data dan informasinya, bisa saja terjadi kesimpulan, dan berbagai solusi bisnis tanaman ini. Selain itu Instagram jelas disukai milenial, kalo kita berfikir kesini rasanya sebuah market dan pengguna baru, akanlah muncul, dengan selera dan perilaku baru lainnya, dan targetnya sudah jelas.

Diakhir paragraf penulis Kembali coba mengingatkan bahwa bentukan Instagram atau sosial media apapun itu hanya bersifat sementara (iklan), baik secara konten maupun sistem, secara sistem, aplikasi akan terus meng update sistemnya dan berkembang, mungkin mengingatkan pengguna untuk minimal sadar akan device yang kita pegang adalah device global, sudah sangat-sangat cukup, penulis juga tidak mencoba menyuruh untuk berfikir terlalu jauh, mengetahui bagaimana impact dan maksimalisasinya secara maksimal dengan model-model yang ada pada aplikasi tersebut adalah sudah lebih dari cukup, dan begitulah sifat dari teknologi semakin dia mudah dan simple, maka semakin dalam lah makna, kekuatan dan fungsinya. Coba kita bandingkan dengan tombol lift yang suka dipermaikan anak-anak kecil, memang hanya sebuah tombol kotak kecil tapi apabila rusak, tidaknya akan terlihat sederhana lagi.

Semoga tulisan ini bermanfaat terutama bagi para pengguna sosial media Instagram, menjadi cermat dalam menggunakannya, terlepas dari berbagai drama yang sebetulnya dibuat oleh otak kita yang sudah lelah mencerna ribuan makna, dan berbagai hubungannya dengan kondisi pandemi saat ini, menelaah lebih jauh dan serius bukan sesuatu yang seolah menyuruh, minimal kesadaran akan adanya sebuah alat yang mempermudah manusia tidak harus bagus dan harus ditolak, coba sikapi dengan bijak, sehingga kita terus belajar dengan berbagai kebaruan dan berbagai fenomena global yang ada”

(Marine : Agustus 2021)

Leave a Reply