Catatan dari pameran Sabda Semesta oleh Fefia Suh

Lay Out dan juga berguna sebagai Denah, pada Pameran Sabda Semesta

file dari lay out ini cukup untuk menjelaskan dan berguna untuk memberi informasi dan sangat bisa disebut content, selain memudahkan pengunjung dan pihak tempat untuk menyesuaikan dan membuat jalur dari ruang baru, file ini dipakai sebagai content oleh venue sebagai denah dan sedikit memberikan gambaran seperti apakah pameran itu nanti, juga standar ruang tersebut apabila akan diadakan pamera lainnya”

Salah satu pencapaian saya di tahun ini adalah menuntaskan studi di seni rupa, sembari memanfaatkan hari demi hari di studio kampus tersayang. Namun seperti yang kita semua tahu pada bulan tiga tahun 2020, fasilitas publik mengalami lockdown, begitu pula dengan aktivitas luring di kampus-kampus Bandung. Pengerjaan karya tugas akhir ini dilakukan di rumah, mulai dari mengolah material sampai membentuk objek per objek—dan melakukan tahap akhir membakar keramik di kediaman bapak dosen. Tiba saat karya ini memerlukan ruangan untuk dipresentasikan sebagai pemenuhan tugas akhir. Pada bulan sebelas saya mulai mencari lokasi yang sekiranya dapat mengampu baik karya-karya ini. Melalui rangkaian pameran yang pernah saya lakukan sebelumnya, perilaku reseptor/audiens dipengaruhi oleh ruang atau area pameran. Maka dari itu, karya sebenarnya belum selesai sebelum ditempatkan di ruangan atau area tertentu. Sedikit tentang karya ini, berjudul Sabda Semesta, secara keseluruhan menampilkan keramik-keramik metafora dan simbol-simbol sublim berisi baik ingatan maupun perjalanan hidup manusia dan hubungannya dengan alam semesta.

Lay out atau sketsa awal display pameran

Hubungan antara karya dan ruangan dirasa perlu saling mendukung, sehingga tidak terjadi ketimpangan, baik dari karya maupun dari ruangan itu sendiri. Pencarian ruangan yang dilakukan sejak awal november ini mengantarkan saya pada Lou Belle Space di jalan Dr. Setiabudhi. Sebuah co-working space yang juga menjadi rumah bagi kolektif-kolektif dalam segmentasi musik, seni, dan aktivitas visual lainnya yang tergabung dalam satu tempat. Pada tahun 2019, Lou Belle sempat mengadakan acara warehouse sale yang pada tahun tersebut memang kerap dilakukan oleh  berbagai kolektif. Christine, penulis pameran ini, saat itu menjadi salah satu partisipan pada acara tersebut. Christine mengajak saya menemani selama tiga hari acara berlangsung. Dari acara tersebut, setahun kemudian saya dan Christine memutuskan untuk mencoba menawarkan kerjasama pameran ke Lou Belle Space. Saya rasa, dengan mendekatkan karya Sabda Semesta dengan tumbuh-tumbuhan dapat memaksimalkan resepsi karya bahwa karya ini juga dibuat dari alam—yaitu tanah liat. Percakapan saya dengan Mas Adai pertama kali hanya melalui Whatsapp—yang saya dapatkan pada bio instagram Lou Belle Space. Beberapa hari setelahnya saya diajak untuk bertemu langsung di lokasi dan bertemu Mas Ivan dari Nouvwerks dan Mas Marine, sembari membicarakan lebih lanjut mengenai pameran ini. Lokasi pameran ditetapkan di dalam ruangan Nouvwerks yang bernuansa Brutalis, dinding semen dengan lantai abu yang minimalis. Harapannya, “melalui pameran ini membuka kemungkinan baru bagi para perupa yang ingin serta menampilkan karyanya, sambil mendekatkan diri dengan suasana alam dari tumbuh-tumbuhan milik Lou Belle Space”.

Lay Out Artwork – posisi ditempel di dinding

Terdapat sembilan buah lemari berisi sekitar empat sampai lima buah keramik stoneware di dalamnya. Masing-masing lemari memiliki sub judul yang menggambarkan isi dari setiap lemari. Tiga buah vitrin berisi keramik-keramik individual di tengah ruangan menuntun audiens untuk ikut dalam perjalanan pada karya Sabda Semesta: melihat masa lalu, masa kini, dan masa depan. Harapannya melalui karya ini, audiens dapat merasakan kesan reflektif terhadap objek-objek yang ditampilkan. Bukan hanya melihat keindahan yang ditawarkan oleh isi lemari-lemari tersebut, tapi usai mengapresiasi karya ini, audiens dapat mengingat kembali hubungan dirinya dengan alam sekitar.

Lay Out Display art work 2 juga ditempel pada dinding

Kembali lagi dengan hubungan antara karya dan ruangan, dengan suasana ruangan yang hadir dalam Lou Belle Space, hubungan audiens dan karya dapat tersampaikan dengan baik. Selama satu pekan, orang-orang yang datang memberikan masukan yang beragam. Beberapa bilang kepada saya, ruangan ini memberikan kesannya sendiri karena karya saya sangat bergantung pada dinding dan lantainya. Berbeda jika dipamerkan di ruangan berkonsep white cube, baik dari segi warna dan bentuk karya mungkin tidak dapat menyatu dengan ruangan tersebut. Salah satu di antaranya berpendapat ketika usai melihat karya saya, mereka merasa dekat dengan gagasan yang saya bawa mengenai hubungan manusia dengan alam, karena suasana yang sudah ada di Lou Belle Space. Dari banyak segi pendapat yang ada, saya juga berharap pameran ini dapat menjadi pintu bagi karya-karya perupa dengan gagasan-gagasan baru di luar sana. (Fefia Sufiarsah)

Leave a Reply