
Berkolaborasi dengan sistem lain yang dianggap satu channel dan membawa impact baik adalah satu jalan, biasa Lou Belle lakukan dengan, misal brand DOUCHE atau Mannequin Plastic, di awal pembentukan (2008-2011), atau membuat sebuah acara dengan beberapa komunitas, atau clothing Junkie Promise, ada juga sebuah T’Shirt series dari The Yellow Dino, atau sebuah sistem organizing dengan cerah hati, FFWD Records dan Nu Art Park, dalam acara A Day In A Park.
Asal masih dalam ranah konsep yang dipegang diawal dan tidak terlalu melebar rasanya sah-sah saja ketika berkolaborasi dengan ETA Band, Band pop lawas asal Bandung yang sempat merilis album sangat super indie nya di tahun 90 an, Lou Belle mencoba merealisasikan hal itu bersama Warkop Musik, dan merilisnya pada Records Store Day 2018 di KeepKeepMusik sebuah records store dan coffee shop di bilangan Ciumbuleuit atas Bandung, karena gelaran tahunan tersebut memang diadakan disana, berisi 2 track, dibandrol sebagai mini album.
tulisan lanjutan silahkan masuk ke blog poptracknine …..
P R E S S
KELUARKAN MINI ALBUM ETA BAND MAKIN KONSISTEN – Kiostix
Album Romantis ETA Band – Indie Cirebon
Nostalgia Bersama ETA Band – DCDC
ETA Rilis Ulang Mini Album Mereka dari Tahun 1998 – Wasted Rockers
WILDERNESS “Valsundet”

Selain ETA Band satu lagi band yang menjadi sebuah music project kolaborasi dari Lou Belle, yaitu merilis band swedsh pop Wilderness, berikut press release nya.
“During our days in Bandung, we got surprised and amazed about the sprawling pop scene and the obsession with Birtish culture. It was like almost everyone of whom we met was anglophiles”. – Kim & Wilderness
Romantisme Wilderness dan kota Bandung dimulai pada tahun 2009. Kala itu, Kim Fastesson, yang kini menjadi frontman Wilderness, datang dengan band indiepop, Penny Century. Berada di bawah naungan label yang sama dengan Sunny Summer Day, mereka mendapat kesempatan untuk bersenang-senang dalam sebuah gig di sebuah Cafe, menyaksikan bagaimana audiens secara antusias membawa gaya-gaya khas dari mulai mods, punk, indiepop, hingga britpop.
Ketika Kim sedang mengitari kota Bandung bersama seorang teman, lagu “View From a Hill” dari The Chameleons mengalun dari cassette player mobil. Lagu dengan chord sederhana itu memberikan kesan tersendiri untuk Kim, sama seperti impresinya terhadap Bandung. Sejak malam itu, The Chameleons menjadi inspirasi besar bagi musik Wilderness.
Hal-hal itulah yang kemudian menjahit ikatan spesial antara Wilderness dan Bandung; energi pop yang hidup, keberagaman subkultur, referensi musik dan lifestyle, hingga keramahan orang-orang di dalamnya.
Wilderness adalah unit indiepop asal Stockholm, Swedia. Mereka bekerja sama dengan label asal Thailand, Color Codes Records, dalam merilis album terbaru bertajuk Vallsundet 1924. Kental dengan nuansa instrumental pop klasik ditambah sentuhan khas gitar dan synthesizer, album ini menyimpan satu nomor berjudul “Bandung City Rockers”. Sebuah tribute khusus bagi kota Kembang.
“Our song, ‘Bandung City Rockers’, is a tribute to the pop culture / scene and all the great people we met in Bandung.” Tutur Kim.
Kali ini, Lou Belle berkolaborasi dengan Wilderness dan Color Code Records demi menghadirkan ‘Vallsundet 1924’ di Indonesia. Rencananya album ini akan didistribusikan perdana pada Records Store Day, 16 April 2016, di Omuniuum dan Lou Belle Shop. Besar harapan, album ini bisa membawa nuansa segar bagi skena indiepop di Indonesia, (Dwi Lukita)
P R E S S
DETIK HOT – Band Indie Asal Swedia Ini Buatkan Lagu untuk Kota Bandung
Merdeka.com – Bandung City Rocker persembahan Wilderness untuk Bandung
ROI Radio – “Bandung City Rockers”, Persembahan Wilderness untuk Bandung
Pamityangyang – “BANDUNG CITY ROCKERS”, PERSEMBAHAN WILDERNESS UNTUK BANDUNG